Sabtu, 12 Februari 2011

Populasi dan Sampel Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, populasi dan sampel penelitian sangat diperlukan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh penbeliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagaian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil, dan begitu juga sebaliknya.

Dalam menetapkan besar kecilnya sampel, tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada ketentuan berapa persen suatu sampel harus diambil. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sampel hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbangan pengambilan sampel harus memperhatikan dua hal, yaitu (1) harus diseleidiki kategori-kategori heterogenitas dan (2) besarnya populasi.

Langkah-langkah dalam penarikan sampel adalah penetapan ciri-ciri populasi yang menjadi sasaran dan akan diwakili oleh sampel di dalam penyelidikan. Penarikan sampel dari penelitian tidak lain memiliki tujuan untuk memperoleh informasi mengenai populasi tersebut. Oleh karena itu, penarikan sampel sangat diperlukan dalm penelitian.

Terdapat beberapa jenis desain sampling dalam penelitian. Jenis pertama desain sampling adalah probality sampling. Jenis sampling ini ada beberapa, yaitu (1) acak sederhana (sampling random sampling), yaitu acak jenis ini adalah acak yang paling dikenal oleh banyak orang dalam pencarian sampel, (2)rancangan acak berstrata (stratified random sampling) yaitu apabila populasi terdiri dari sejumlah sub-kelompok atau lapisan yang mungjin memiliki ciri yang berbeda acapkali diperlukan suatu bentuk penarikan sampel yang disebut penarikan berlapis, (3) rancangan klaster (claster sampling), yaitu mendaftar semua anggota populasi sasaran dan kemudian memilih sampel diantaranya, dan (4) rancangan sistematis (systematic sampling), yaitu penarikan sampel dengan cara mengambil setiap kasus yang kesekian dari daftar populasi.
Perhatikan ilustrasi berikut. Pak Radi akan membeli sekarung duku. Ia lalu mengambil segenggam duku dari karung tersebut, mengamati kulit duku-duku yang diambilnya, menguliti satu-dua duku lalu mencicipinya. Setelah itu, ia lalu memutuskan untuk tidak membeli sekarung duku tersebut. Pertanyaan dapat dimunculkan adalah: Mengapa Pak Radi lalu memutuskan untuk tidak jadi membeli duku tersebut setelah ia mengamati kulit beberapa duku dan mencoba mencicipi satu-dua duku? Apa yang terjadi jika ia mencoba mencicipi seluruh duku tersebut? Bagaimana jika karena kelihaian penjualnya, duku yang dipilih tadi kebetulan merupakan beberapa duku yang manis, padahal kenyataannya, sebagian besar duku tersebut berasa asam?

Memang benar bahwa Pak Radi hanya mengambil segenggam duku dari sekarung duku yang akan dibelinya. Namun segenggam duku tadi telah dianggap benar-benar mewakili sekarung duku yang akan dibeli.
Hasil pengamatan terhadap kulit duku maupun fakta tentang rasa satu-dua duku telah cukup bagi Pak Radi untuk tidak membeli sekarung duku tadi.
Sekarung duku yang mau dibeli Pak Radi merupakan populasi sedangkan segenggam duku merupakan sampel atau contoh. Pada suatu penelitian, peneliti harus menentukan himpunan objek yang menjadi perhatian atau sasaran penelitiannya. Himpunan objek yang menjadi perhatian atau sasaran penelitian itu disebut populasi. Namun, pada umumnya, jika ukuran populasinya ‘relatif’ besar atau kondisinya tidak memungkinkan, orang lalu mengamati atau meneliti sebagian populasi yang disebut sampel. Kesimpulannya, populasi adalah himpunan semua objek yang menjadi bahan studi, penelitian atau pembicaraan. Sampel adalah himpunan bagian populasi.

Definisi :
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2006:90)

Teknik sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian antara lain :
A. Probabiliy sampling
Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) opulasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
a. Simple random sampling.
Teknik pengambilan sampel dari populasi sangat sederhana dengan cara mengambil acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Dengan sayarat anggota populasi homogen.
b. Proportionate stratified random sampling
Teknik pengambilan sampel bila populasi tidak homogen dan berstrata secara proporsional
c. Disproportionate staratified ramdom sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrtata tapi kurang proporsional
d. Cluster sampling
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek ayang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara.
B. Non-probability sampling.
Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
a. Sampling sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b. Sampling kuota
Teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang diinginkan.
c. Sampling insidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel.
d. Sampling purposive
Teknik penetuan sampel dengan pertimbangan tertentu, penelitian tentang kualitas makanan maka sampelnya orang ahli makanan.
e. Sampling jenuh
Teknik pennetuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
f. Snowball sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-muala jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Menentukan ukuran sampel
Ketentuan :
1. Jumlah sampel diharapkan 100% mewakili populasi atau sama dengan populasi itu sendiri.
2. makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil.
3. Berapa jumlah sampel tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki selain tergantung pada dana, tenaga dan waktu


CARA MENGAMBIL ANGGOTA SAMPEL
Dibagian depan telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.
Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, computer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

TEORI-TEORI POKOK PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Teori Keunggulan Komparatif
Para Ekonom klasik, khususnya Adam Smith, David Richardo, dan John Stuart Mill, memberikan kontribusi besar bagi justifikasi ekonomi teoritikal terhadap perdagangan internasional.
Setiap Negara mempunyai kekhasan dalam corak dan ragam, serta kualitas dan kuantitas sumber dayanya, baik kekayaan alam, sumber daya manusia, penguasaan teknologi dan sebagainya. Perbedaan sumber daya antar Negara mendorong mereka untuk melakaukan spesialisasi. Kegiatan produksi barang dan kreasi jasa diarahkan untuk mengeksploitasi kelebihan ayang dimiliki, sehigga dapat dihasilkan barang dan jasa yang lebih efisien dan bermutu. Barang dan jasa ini akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian akan diekspor ke Negara lain. Sebagai gantinya, akan diimpor barang dana jasa dari Negara lain yang memiliki keunggulan dalam memproduksi dan menciota barang dan jasa tersebut.
Uraian singkat diatas merupakan benang merah dari konsep yang diajukan mashab klasik, yang dikenal dengan teori keunggulan komparatif. Teori keunggulan komparatif pada dasarnya merupakan perluasan dari teori keunggulan “absolut” yang dikemukakan oleh Adam Smith, diman keunggulan absolute merupakan kasus khusus dari dari keunggulan kkomparatif. Menurut teori keunggulan absolute, setiap Negara mampu memproduksi barang tertentu secara lebih efisien daripada Negara lain (dengan kata lain memiliki keunggulan absolute untuk barang tersebut) melalui spesialisasi dan pengelompokan kerja secara internasional (international division of labor).
Perdagangan diantara dua Negara, dimana masing-masing memilikii keunggulan absolute dalam produksi barang yang berbeda, akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Keunggulan absolute bias diperoleh karena adanya perbedaan dalam factor-faktor seperti ikllim, kualitas tanah, anugerah sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi atau kewirausahaan (entrepreneurship).
Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya disadari bahwa perdagangan yang saling menguntungkan tidak selalu menuntut setiap Negara harus memiliki keunggulan absolute disbanding mitra dagangnya. Misalnya Negara A memiliki keunggulan absolute pada produksi kalkulator dan TV disbanding Negara B. Bila semata-mata diasarkan pada teori keunggulan absolute, maka tidak akan ada perdagangan antar Negara A dan Negara B. karena jelas saja negar A tidak bersedia membeli barang apapun dari negar B yang harganya jauh lebih mahal.
Penjelasan alternatif atas kasus ini adalah teori keunggulan komparatif yang dikembangkan oleh David Richardo. Menurut teori ini, sekalipun sebuah negar memiliki keunggulan absolute dalam produksi sebuah barang, tetapi selama nnegara yang lebih lemah memiliki keunggulan komparatif pada produksi salah satu barang tersebut , maka perdagangan tetap bisa dilakukan.

Cotoh kasus teori keunggulan komparatif:
Jeang dan Amerika Serikat memiliki keunggulan komparatif dalam penguasaan teknologi canggih disbanding Indonesia dan Vietnam. Sebaliknya Indonesia dan Vietnam memiliki keunggulan komparatif dalam upah kerja yang relative jauh lebih murah dibandingkan upah pekerja di Jepang dan Amerika serikat. Perusahaan-perusahaan Jepang dan Amerika serikat , oleh karena itu akan lebih cocok jika bermain di industry pada modal (misalnya industry otomotif, industry barang- barang elektronik, dan sebgainya). Sementara itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dan Vietnam akan lebih tepat jika berusaha di industry padat karya (misalnya industry sepatu, tekstil, garmen, dan sebagainya).

2. Teori Keunggulan Kompetitif
Konsep ini dikembangkan oleh Michael E. Porter (1990) dalam bukunya berjudul “The Competitive Advantage of Nations”. Menurutnya terdapat empat atribut utama yang bisa membentuk lingkungan dimana perusahaan-perusahaan local berkompetisi sedemikian rupa, sehingga mendorong terciptanya keunggulan kompetitif. Keempat atribut tersebut meliputi:


















Gambar 1. Atribut penetu keunggulan kompettif Negara

Keterangan:

a. Kondisi faktof produksi (factor conditions), yaitu posisi suatu Negara dalam factor produksi (misalnya tenaga kerja terampil, infrastruktur, dan teknologi) yang dibutuhkan untuk bersaing dalam industry tertentu.
b. Kondisi permintaan (demand conditions), yakni sifat permintaan domestic atas produk atau jasa industry tertentu.
c. Industry terkait dan industry pendukung (related and supporting industries), yaitu keberadaan atau ketiadaan industry pemasok dan “industry terkait” yang komoetitif secara internasional di Negara tersebut.
d. Strategi, struktur dan persaingan perusahaan, yakni kondisi dalam negeri yang menentukan bagaiman perusahaan-perusahaan dibentuk, diorganisasikan, dan dikelola serta sifat persaingan domestic.
Factor-faktor ini, baik secara individu maupun sebagai satu system, menciptakan konteks dimana perusahaan-perusahaan dalam sebuah Negara dibentuk dan bersaing. Ketersediaan sumber daya dan ketrampilan yang diperlukan untuk mewujudkan keunggulan kompetitif dalam suatu Industry; informasi yang membentuk peluang apa saja yang dirasakan dan arahan kemana sumber dan daya dan ketrampilan dialokasikan; tujuan pemilik, manajer, dan karyawan yang terlibat dalam atau yang melakukan kompetisi; dan yang jauh lebih penting, tekanan terhadap perusahaan untuk berinvestasidan berinovasi.
Catatan:
“industry terkait” adalah industry dimana perusahaan dapat berbagi aktivitas dalam rantai nilai (misalnya saluran distribusi, pengembangan teknologi) dan mentranSfer ketrampilan tertentu dari suatu industry ke indudstri yang lain.
Contoh ketiga industry terkait adalah: mobil (cars), truk ringan (light trucks), dan forklift trucks (digunakan untuk menangani material didalam dan di luar pabrik dan gudang).


3. Teori Siklus Hidup Produk
Teori PLC dikembangkan pertama kalioleh Raymon Vernon(1966) dalam artikelnya di Quarterly Journal of Economics dengan judul “instrument” international investmen and trade in the product cycle,yang di lanjutkan pembahasannya oleh penulis yang sama dalam”Sovereign at Bay” (1971)”,the product Cycle Hypotesis in a new International Environment”(1979),serta dalam “Sovereignty at Bay Ten Years After”(1981)
Setiap perusahaan global umumnya mulai dirintis dari Negara asalnya.pendirian suatu perusahaan biasanya di picu oleh keyakinan bahwa ada kebutuhan atau keinginan konsumen yang belum terpenuhi sehingga membuka peluang bagi yang mampu melihatnya.Apabila produk yang di tawarkan diterima konsumen domestic,maka perusahaan akan terus berkembang.Pertumbuhan dan besar pasar domestic yang terbatas memberi inspirasi bagi pengusaha untuk mengekspor produknya.Upaya pengenalan produk ke pasar luar negeri pun mulai digalakkan,baik melalui
4. Teori Ketidaksempurnaan Pasar

Rabu, 15 Desember 2010

dESKRIPSI tEMPAT tINGGAL

Tempat tinggal saya terletak di kelurahan Oesapa tepatnya di belakang kampus STIM, pada sebuah asrama yang bernama Solagracia dengan bentuk bangunannya berleter ” U” Kamar saya berukuran 3x3 meter, bercat putih, berlantai keramik. di dalam kamar saya terdapat sebuah lemari pakaian,tempat tidur dan sebuah meja serta perlengkapan dapur lainnya. di depan kamar saya terdapat beberapa pot bunga dan sebuah pohon yang cukup besar. Halaman depan asrama kami cukup luas untuk ditumbuhi banyak tanaman.

CONTOH SKRIPSI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat menjangkau pasar sasarannya dengan seefektif mungkin. Setiap strategi dilengkapi dengan alat-alat pemasaran yang dianggap paling tepat bagi perusahaan. Alat-alat tersebut biasa disebut sebagai bauran pemasaran. Mc Charty (Kotler 2002:18) mengklasifikasikan alat-alat tersebut menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P dalam pemasaran yaitu produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan Promosi (promotion).
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran (Fandi Tjiptono 1997:219), yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk perusahaan yang di tawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi, tetapi tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Rokok merupakan salah satu produk yang memiliki keterbatasan dalam berpromosi. Hal ini dikarenakan tidak semua alat promosi dapat digunakan dalam memasarkan produk rokok. Berbagai pembatasan media komunikasi dilakukan pemerintah melalui PP No.81/1999, pembatasan tersebut menyangkut media dan promosi apa saja yang tidak diperbolehkan untuk mempromosikan produk rokok. Misalnya kegiatan pemberian sampel rokok gratis dan ajakan langsung untuk membeli rokok pada konsumen akhir. Hal ini tentu membatasi produsen rokok untuk melakukan promo penjualan. Karena berbagai pembatasan tersebut maka PT.Djarum sebagai salah satu perusahaan rokok di Indonesia berusaha mencari strategi dalam mengkomunikasikan atau mempromosikan produknya kepada konsumen. Salah satu bentuk promosi yang ditujukan kepada konsumen akhir adalah melalui event sponsorship. Event sponsorship  adalah bentuk promosi merek yang mengikat suatu aktifitas seperti olahraga, hiburan, sosial, budaya, atau tipe aktifitas lain yang mempunyai minat publik yang tinggi (Terence A ship 2000:615).
PT.Djarum dalam pemasarannya memasarkan beberapa jenis produk ,diantaranya adalah Djarum Coklat, Djarum 76, Djarum Super, LA Lights, Djarum Black, Djarum Super Mezzo. Dari berbagai produk tersebut rokok LA Lights adalah rokok mild yang memiliki tingkat penjualan tertinggi diantara beberapa rokok mild PT.Dajrum lainnya. Karena rokok LA Lights memiliki kualitas dan image yang berbeda diantara beberapa rokok mild produksi PT.Djarum atau merek perusahaan lain. Rokok LA Lights adalah rokok yang menggunakan event sponsorship sebagai salah satu strategi dalam memasarkan produk.
Event sponsorship yang dilakukan oleh LA Lights sebagai lini produk PT. Djarum memang diakui sebagai bentuk promosi yang cukup menonjol, dan mendapatkan banyak perhatian. Event sponsorship reguler LA Lights diantaranya penyelenggaraan LA Lights Indiefest yang merupakan ajang pencarian band indie yang di seleksi diberbagai daerah yang finalisnya akan mengisi album kompilasi LA Lights Indiefest, LA Lights Street Ball merupakan event kompetisi basket 3 on 3 yang diadakan setiap satu tahun sekali, LA Lights indie Movie merupakan ajang kompetisi film indie yang diadakan setiap satu tahun sekali di berbagai kota, LA Lights Mobile Movie Movie Competition merupakan ajang kompetisi film yang dibuat menggunakan media telepon seluler, LA Lights enjoy music merupakan event live music yang diadakan di tempat-tempat umum.
Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dalam event sponsorship, maka harus dilakukan suatu perencanaan yang matang dari sebuah sponsorship. Menurut J.R Rossister dan L.Percy (1998:346) perencanaan event sponsorship menyangkut: Target audience reach, Compability with the Company’s or Brand positioning, Message capasity.
 Target audience reach adalah segmen yang akan dicapai oleh perusahaan. Dalam memilih jenis event sponsorship yang akan diselenggarakan perlu diperhatikan segmen mana yang akan dicapai oleh perusahaan. Sebagai contoh LA Lights ingin meraih segmen pasar anak muda, maka perusahaan akan membuat event atau mensponsori acara-acara yang disukai oleh anak muda (konser musik, event-event olahraga,dll)
Compability with the Company’s or Brand positioning adalah posisi produk dimata konsumen. Beberapa jenis event sponsarship secara langsung berkaitan dengan produk perusahaan seperti rokok LA Lights mensponsori LA Lights Indiefest, tetapai beberapa jenis event sponsorship dipilih karena kesesuaian image secara tidak langsung dengan produk tersebut seperti LA Lights mensponsori LA Lights Street Ball.
            Message capasity adalah fasilitas yang didapat perusahaan dalam event sponsorship. Perusahaan yang mensponsori suatu kegiatan, biasanya mendapatkan fasilitas untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan tersebut, misalnya pada event olahraga perusahaan mendapatkan fasilitas tempat untuk pemasangan logo brand produk-produk perusahaan disekitar lokasi kegiatan olah raga tersebut, dan juga liputan oleh salah satu stasiun televisi apabila event sponsorship tersebut diliput oleh stasiun televisi.
Event sponsorship merupakan suatu kegiatan yang dapat menjadikan nama perusahaan diingat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Event sponsorship diselenggarakan oleh perusahaan dengan tujuan agar namanya menjadi lebih dikenal dan mendapat image yang baik dari masyarakat (Coulson dan Thomas, 1986:285). Event sponsorship yang dilakukan oleh produsen rokok dengan kadar rendah tar di Indonesia ini, juga dimaksudkan untuk membangun dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap brand image rokok LA Lights. Dengan brand image yang kuat akan membedakan perusahaan dengan pesaing, karena brand image suatu perusahaan tidak dapat disamakan dengan brand image perusahaan lain.
Event sponsorship merupakan salah satu kegiatan promosi yang dianggap efektif sebagai strategi komunikasi bisnis perusahaan agar namanya bisa dikenal di masyrakat dan sekaligus melakukan publisitas (Stanton, 1993:140). Dengan adanya event sponsorship, media massa akan meliputnya tanpa kita harus membayar ruang media, dan liputan tersebut akan didengar, dilihat dan dibaca oleh masyarakat (Jefkins, 1972:187). Keunikan event sponsorship LA Lights juga mengundang perhatian media massa untuk meliput dan mempubliksaikan melalui berita yang dimuat di media massa, dengan adanya publikasi media massa terhadap event sponsorship LA Lights diharapkan dapat membantu dalam upaya membangun dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap brand image rokok LA Lights, selain itu publikasi media massa juga diharapkan dapat mempengaruhi event sponsorship dalam upaya membangun dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap brand image rokok LA Lights di masyarakat, karena publisitas media massa memiliki cakupan yang luas, dan informasi media massa dianggap sebagai informasi yang berasal dari luar yang memiliki nilai berita yang tidak dikendalikan dan tidak dibayar oleh sumber tersebut untuk penempatan informasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:
"ANALISIS PENGARUH EVENT SPONSORSHIP TERHADAP BRAND IMAGE ROKOK LA LIGHTS PT.DJARUM DENGAN PUBLISITAS MEDIA MASSA SEBAGAI VARIABEL MODERASI ".



Dapatkan file lengkap dalam bentuk MS-WORD mulai BAB 1 SD. DAFTAR PUSTAKA. Ikuti Prosedurnya, file kami kirimkan Via Email.
Info lengkap ada di web berikut ini.

Judul ini ada di www.ilmiahtesis.blogspot.com koleksi 1


Selasa, 16 November 2010

PHILIP KOTLER

 (Lahir 27 Mei 1931 di Chicago) adalah SC Johnson & Son Distinguished Profesor Pemasaran Internasional di Kellog School of Management di Northwestern University .

Early life (Awal kehidupan)
He received his master's degree at the University of Chicago and his PhD at Massachusetts Institute of Technology , both in economics. Ia menerima master gelar di University of Chicago dan gelar PhD di Massachusetts Institute of Technology , baik dalam ekonomi. He did postdoctoral work in mathematics at Harvard University and in behavioral science at the University of Chicago. Dia bekerja postdoctoral matematika di Harvard University dan dalam ilmu perilaku di Universitas Chicago.
Career (Karir )
Professor Kotler's book, Marketing Management, is the world's most widely used graduate level textbook in marketing. Buku Profesor Kotler's, Manajemen Pemasaran, yang paling banyak digunakan tingkat dunia buku lulusan dalam pemasaran. His other textbooks include Principles of Marketing and Marketing: An Introduction and they are also widely used in the world. Buku pelajaran lainnya adalah Prinsip Pemasaran dan Pemasaran: Sebuah Pengantar dan mereka juga banyak digunakan di dunia.
Kotler developed new concepts in marketing including demarketing , megamarketing , turbomarketing and synchromarketing. Kotler mengembangkan konsep baru dalam pemasaran termasuk demarketing , megamarketing turbomarketing, dan synchromarketing. He believes that marketing theory needs to go beyond price theory and incorporate the dynamics of innovation, distribution and promotion systems into analyzing, explaining and predicting economic outcomes. Ia percaya bahwa teori pemasaran perlu melampaui teori harga dan menggabungkan dinamika inovasi, distribusi dan sistem promosi ke menganalisis, menjelaskan dan memprediksi hasil ekonomi.
Kotler has been consulted by many large companies, including IBM , Michelin , Bank of America , Merck , General Electric , Honeywell , Samsung , Coca cola , Hyundai and Motorola — in the areas of marketing strategy, planning and organization, and international marketing. Kotler telah berkonsultasi dengan banyak perusahaan besar, termasuk IBM , Michelin , Bank of America , Merck , General Electric , Honeywell , Samsung , Coca cola , Hyundai dan Motorola - di bidang strategi pemasaran, perencanaan dan organisasi, dan pemasaran internasional.
He presents seminars in major international cities and countrys around the world on the latest marketing developments to companies and other organizations. Dia menyajikan seminar di kota-kota internasional besar dan negara tersebut di seluruh dunia pada perkembangan pemasaran terbaru untuk perusahaan dan organisasi lainnya.

Selasa, 09 November 2010

Merancang dan Mengelola Jasa

Produk Jasa
Ketika perusahaan-perusahaan merasa makin sulit melakukan diferensiasi produk-produk fisiknya, mereka berpaling ke diferensiasi jasa. perusahaa-perusahaan berupaya mengembangkan reputasi dalam kinerja yang lebih unggul dalam penyerahan tepat waktu, jawaban yang lebih baik dan lebih cepat adalah untuk pertanyaan-pertanyaan, dan penyelesaian keluhan yang lebih cepat. layanan menjadi mantra, dan banyak buku telah ditulis untuk menunjukan profitabilitas perusahaan yang lebih tinggi karena berhasil memberikan layanan yang lebih unggul.

Namun tidak semua perusahaan telah melakukan investasi untuk menyediakan layanan yang lebih unggul, sekurang-kurangnya terhadap semua pelanggannya. Business week, dalam edisi 23 oktober2000, menyajikan brita sampul "mengapa layanan menghebohkan". Sejak tahun 1994, kepuasan pelanggan di Amerika Serikat merosot 12,5% untuk perusahaan penerbangan, 8,1% untuk bank, dan 6,5% untuk toko dan 4% untuk hotel. pelanggan masih banyak mengeluhkan informasi yang tidak akurat; kryawan yang tidak tanggap, kasar, atau tidak dilatih dengan baik; dan waktu tunggu yang lama. namun, layanan tidak sama-sama jelek untuk semua pelanggan. perusahaan penerbangan, hotel dan bank semuanya memanjakan pelanggan terbaiknya. orang-orang yang mengeluarkan banyak uang mendapatkan diskon khusus, tawaran, promosi dan banyak keistimewaan lainnya. sementara itu pelanggan mereka yang lainnya menanggung biaya yang lebih tinggi, layana seadanya, dan paling-paling voice message untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.

Hakikat Jasa
salah satu kecenderungan terbesar beberapa tahun belakangan ini adalah pertumbuhan jasa yang fenomenal.di Amerika Serikat, pekerjaan jasa sekarang menguasai 79% dari semua pekerjaan dan 74% dari produk domestik bruto. menurut biro statistik tenaga  kerja A.S., pekerjaan di bidan jasa akan menentukan semua poertumbuhan pekerjaan bersih. hingga tahun 2005. angka ini telah mengakiubatkan minat yang makin tinggi terhadap masalah-maslah khusus bidang jasa pemasaran.
industri jasa benar-benar bervariasi. sektor pemerintah, dengan pengadilan, pelayanan ketenagakerjaan, rumah sakit, lembaga pemberi piinjaman, militer, kepolisian dan pemadam kebakaran, kantor pos, lembaga pembuat peraturan dan sekolah-sekolahnya berada dalam bisni jasa. sektor nirlaba swasta, dengan museum, badan amal gereja, perguruan tinggi, yayasan dan rumah sakitnya, berada dalam bisnis jasa. sebagian besar sektor bisnis, dengan perusahaan pnerbangan, bank, hotel, perusahaan asuransi, firma hukum, perusahaan konsultan manajemen, praktik kedokteran, perusahaan film, perusahaan perbaikan ledengdan perusahaan real estatnya.berada dalam bisnis jasa. banyak pekerjaan di sektor produksi seperti ooperator komputer, akuntan, dan staf hukum sebenarnya adalah penyedia jasa. bahkan, mereka adalah "Pabrik Jasa" yang menyediakan layanan terhadap "Pabrik Barang".
kita dapat mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu. produksinya mungkin tekait atau mungkin juga tidak terkait dengan produk fisik.


Karakteristik Jasa dan Implikasi Pemasarannya
Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi desain program pemasaran antara lain:
TIDAK BERWUJUD (intangibility), berbeda dari produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, di dengar atau dicium sebelum dibeli.
TIDAK TERPISAHKAN (inseparability), biasanya jasa dihasilkan dan dikonsumsi scara bersamaan. hal ini tidak berlaku bagi barang fisik, yang di produksi, disimpan sebagai persediaan, didistribusikan melalui banyak penjual, dan dikonsumsi kemudian.
BERVARIASI (variability), karena tergantung pada siapa memberikannya dan kapan serta dimana diberikan, jasa sangat bervariasi.
TIDAK TAHAN LAMA (perishability), jasa tidak dapat disimpan. sifat jasa yang mudah rusak tersebut tidak akan menjadi masalah apabila permintaan berfluktuasi, perusahaan-perusahaan jasa mengahdapi masalah yang rumit.

Jasa dan Bauran Pemasaran
6P, yaitu:
  • Produc
  • Price
  • Place
  • Promotion
  • People
  • Process